Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Peran Orang Tua dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

sumber gambar: www.disk.mediaindonesia.com

 

*Fahimu Ilmi

Sejak bulan Maret 2020, Indonesia diresahkan oleh COVID-19 (Corona Virus Diseart-19). Akibatnya, Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pandemi untuk mencegah penularan covid-19. Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hamper pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Dengan adanya virus covid-19  ini membuat semua sarana mati atau di tutup sementara, termasuk kegiatan belajar mengajar,

Belajar adalah aktifitas yang diwajibkan bagi semua orang. Sebagaimana Nabi Muhammad pernah bersabda: “Mencari ilmu (belajar) wajib hukumnya bagi setiap orang Islam”.  Dan dalil tentang kewajiban belajar banyak disinggung di dalam Al Qur’an maupun Al Hadis. Hal ini merupakan indikasi, bahwa betapa pentingnya belajar dan mencari ilmu bagi umat manusia. Dengan belajar manusia dapat mengertiakan dirinya, lingkungannya dan juga Tuhan-nya. Dengan belajar pula manusia mempu menciptakan kreasi unik dan spektakuler. Artinya meskipun pada masa pandemic sekalipun, setiap institusi dan para pelaku pendidikan diwajibkan untuk melaksanakan proses pendidikan seperti biasa meskipun di luar lingkungan sekolah.

Dalam kondisi seperti itu, dan tuntutan yang mewajibkan untuk belajar maka melaksanakan pembelajaran di rumah atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai pengganti dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah. Meskipun pada awalnya banyak orang tua yang menolak pembelajaran jarak jauh untuk anaknya, karena mereka masing-masing dengan teknologi. Namun seiringnya waktu, orang tua mulai menerima pembelaran jarak jauh ini. Terlebih adanya Surat Edaran no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menganjurkan seluruh kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan disampaikan di rumah masing-masing.

Sedangkan faktor keberhasilan dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini adalah sosok orang tua. Orang tua memiliki andil yang sangat besar dalam kemampuan anak dalam lingkup Pendidikan. Peran orang tua dalam menentukan prestasi belajar siswa sangatlah besar. Pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, orang tua yang selalu memberi perhatian pada anaknya, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di rumah, akan membuat anak lebih giat dan lebih bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya juga memiliki keinginan yang sama. Sehingga hasil belajar atau prestasi belajar yang diraih oleh siswa menjadi lebih baik. Peran orang tua juga sangat diperlukan untuk memberikan edukasi kepada anak-anaknya yang masih belum bisa memahami tentang pandemi yang sedang mewabah untuk tetap berdiam diri di rumah agar tidak tertular dan menularkan wabah pandemi ini.

Peran orang tua dalam situasi pandemi Covid-19 ini memiliki kedudukan yang fundamental. Terlebih semua penyampaian materi dilakukan secara daring/online dan perlu sarana teknologi yang akan diberikan kepada anak, maka peran serta orang tua dalam mendampingi anaknya sangat dibutuhkan agar anak tersebut menggunakan waktunya untuk fokus pada pembelajaran jarak jauh  (PJJ) dan tidak menggunakan perangkat teknologi sebagai wahana untuk bersenang-senang.

Oleh karena itu, pada tulisan ini penulis akan menyampaikan beberapa peran orang tua sebagai pendamping bagi anaknya agar anak tersebut menggunakan fasilitas yang sudah diberikan sebagai alat untuk mempermudah pembelajaran yang dilaksanakan secara online. Menurut Winingsih dalam artikelnya setidaknya ada empat peran orang tua dalam mendampingi anaknya mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagaiberikut;

Pertama, peran sebagai guru nomor satu di rumah. Sebab sebelum anak memasuki masa sekolah orang tualah yang berperan sebagai pendidik utama bagi anak sejak dari bayi bahkan sejak anak masih dalam kandungan ibunya. Dalam hal ini orang tua berperan dalam mengontrol waktu dan cara belajar anak. Orang tua wajib mengingatkan anak untuk belajar secara rutin di rumah. Tidak lupa orang tua dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman bagi anak-anak dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Upayakan agar anak tidak merasa tertekan dan stabil emosinya.

kedua, sebagai fasilitator. Fasilitator berarti orang yang berperan sebagai penyedia. Jika di dalam kelas guru berperan sebagai penyedia bahan belaja, rmaka orang tua di rumah juga mempunyai peran sebagai penyedia sarana dan prasarana yang diperlukan anak dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Dengan tersedianya fasilitas belajar yang diperlukan akan mendukung keberhasilan pembelajaran jarak jauh ini.

ketiga, sebagai motivator. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) motivator berarti orang yang member motivasi kepada orang lain. Ketika anak mengalami kesulitan belajar di rumah maka orang tua orang harus dapat membantu dengan member inspirasi kepada anak. Orang tua juga harus dapat menjadi  penggerak dan pendorong kepada anak untuk selalu meningkatkan motivasi belajar pada dirinya.

keempat, sebagai pengarah atau director. Orang tua mempunyai peran untuk selalu membimbing anaknya agar dapat mencapai keberhasilan di masa yang akan datang. Orang tua juga berperan untuk mengarahkan anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh masing-masing anak. Hal ini dikarenakan anak mempunyai bakat yang berbeda-beda. Anak memiliki hak untuk mewujudkan cita-citanya. Anak harus selalu dingatkan agar tidak larut dalam situasi libur sekolah yang tidak menentu seperti saa tini.

Menurut Grant Thornton, para orang tua akan lebih mudah dalam menjalankan perannya jika mereka mau melakukan beberapa hal berikut:

  1. Menyediakan waktu ekstra saat mendampingi anak belajar Absennya sosok guru dalam tatap muka di sekolah kini digantikan oleh sosok orang tua di rumah. Kehadiran orang tua saat masa pembelajaran jarak jauh mengembalikan peranan dan tanggung jawab utama orang tua di dalam pendidikan anak-anaknya. Selain itu, orang tua juga dapat membantu meningkatkan semangat belajar Orang tua sebaiknya mengambil peranan lebih dalam membantu menjelaskan materi yang belum dipahami anak. Hal ini akan dapat menjembatani keterbatasan bertanya langsung pada guru saat pembelajaran secara Daring.
  2. Kenali teknologi lebih jauh. Banyaknya program maupun aplikasi untuk menyelenggarakan sesi pembelajaran jarak jauh yang interaktif membutuhkan pemahaman lebih dari orang tua. Hal itu demi memastikan anak-anak mereka nyaman dalam menimba ilmu dengan cara yang relative Melimpahnya pilihan startup edutech sebagai tambahan opsi bagi anak untuk belajar lebih optimal tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua..
  3. Asah Keterampilan Bersama Anak Belajar di rumah secara Daring memiliki implikasi hilangnya kegiatan tambahan yang biasanya didapatkan di sekolah secara Mulai kegiatan ekstrakurikuler hingga kegiatan bermain dengan teman sebaya menjadi sulit untuk dilakukan.
  4. Orang tua memastikan anak belajar dengan Orang tua membantu anak agar dapat belajar dengan aman serta efektif, baik di sekolah maupun di rumah, baik secara Luring maupun Daring. Jangan lupa untuk mempraktekkan protocol kesehatan sebelum dan sesudah belajar.
  5. Beri Semangat Anak untuk Belajar Secara Daring. Anak cenderung mudah bosan dan kehilangan semangatnya, oleh karena itu,Parents perlu mendukung dengan memberikannya Jika belajar di rumah, ciptakanlah suasana yang menyenangkan. Anak juga bisa diberikan ruangan khusus untuk belajar agar tidak terdistraksi oleh mainan atau benda elektronik lainnya selain yang digunakan untuk belajar.
  6. Orang tua bisa menghubungi guru jika mengalami Dalam pembelajaran Daring, orang tua berperan sebagai guru di rumah yang ikut menyampaikan materi kepada anak. Apabila mengalami kendala terkait pembelajaran, misalnya tidak memiliki waktu untuk mengajari anak, maka Parents bisa menghubungi guru atau Dinas Pendidikan setempat untuk menemukan solusi yang tepat.

Dengan demikian, mereka mampu melewati masa sulit yang terjadi saat ini dengan tetap memiliki semangat belajar yang tinggi untuk berbagai ilmu yang bermanfaat. Dengan ini akan membuahkan sinergitas antara guru, anak dan orang tua sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai meskipun dalam kondisi Pandemi Covid-19 yang mengharuskan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh.

*Fahimul Ilmi, M.Pd, adalah Guru Mapel Akidah Akhlak pada MTs Negeri Gresik

about author

Husnul Abid

abid@mtsn-gresik.sch.id

Penulis konten berita untuk MTsN Gresik