MTsN Gresik – Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95, Madrasah Tsanawiyah Negeri Gresik menggelar upacara secara khidmat di halaman madrasah, Senin, (30/10). Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda di mulai pukul 07.00 WIB, Bertindak sebagai pembina upacara, bapak Moh. Ayisyuddin Guru SKI.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 tahun ini mengusung tema “Bersama Majukan Indonesia”. Tema ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan berkolaborasi dalam memajukan Indonesia.
Moh. Ayisyuddin selaku pembina Upacara mengutarakan awal terbentuknya Sumpah Pemuda yaitu pada rapat pertama yang diselenggarakan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond pada tanggal 27 Oktober 1928, beberapa tokoh seperti Soegondo Djojopoespito dan Muhammad Yamin menyampaikan pidato mereka tentang pentingnya persatuan.
Muhammad Yamin juga menyampaikan bahwa terdapat lima faktor yang dapat memperkuat Indonesia yakni sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan. Kemudian di rapat kedua yang diselenggarakan di Gedung Oost-Java Bioscoop pada tanggal 28 Oktober 1928, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro membahas mengenai pentingnya pendidikan kebangsaan bagi anak-anak. Sedangkan di rapat ketiga yang diselenggarakan di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat membahas tentang pergerakan nasional dan gerakan kepanduan. Dalam rapat yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928 tersebut juga dibacakan ikrar pemuda yang hingga saat ini kita peringati sebagai hari Sumpah Pemuda.
Oleh karenanya, peringatan Sumpah Pemuda seharusnya tidak hanya sekedar ceremonial dengan menggelar Upacara Bendera dan menceritakan sejarah terbentuknya peristiwa Sumpah Pemuda. Lebih dari itu, sebagai generasi bangsa harus benar-benar bisa memiliki komitmen memajukan bangsa, serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai Sumpah Pemuda yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di lingkungan madrasah.
Diantara komitmen yang harus dibangun sebagai pelajar adalah; pertama, meningkatkan kualitas diri, artinya seorang pemuda khusunya pelajar wajib memiliki komitmen meng-updete dirinya baik dari segi pendidikan, keterampilan, maupun karakter. Dengan kualitas diri yang baik, pemuda khususnya pelajar Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi bangsanya. Kedua, berkarya dan berinovasi, artinya seorang pemuda khsusunya pelajar harus mencoba hal-hal positif yang baru. Belajar bagaimana bisa meraih prestasi baik akademik mauapun non akademik. Kalau tidak memiliki keberanian mencoba, maka sampai kapapnpun tidak akan pernah tahu kemampuan kita. Dan yang ketiga, berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa, dengan terlibat aktif dalam beberapa organisasi seperti OSIS, maka wawasan akan kebangsaan akan dimiliknya sehingga mempunyai jiwa Nasionalisme yang tinggi,
Terkait prestasi, Abdul Aziz selaku Waka Kesiswaan selalu mendorong peserta didik untuk mencoba mengeluarkan potensi yang dimilikinya, karena setiap anak pasti memiliki potensi yang harus dikeluarkan. Sebab kita tidak akan pernah tau kemampuan atau potensi yang kita miliki, manakala kita tidak mengeksplor. Dan jika potensi itu terlihat, maka harus dikembangkan untuk meraih prestasi karna madrasah juga berkomitmen untuk membimbing bagi peserta didik yang berprestasi. Hal ini merupakan bentuk dari komitmen berkarya dan berinovasi dalam pendidikan. (humas)