*Husnul Abid
“Pada dasarnya seorang guru merupakan inovator yang dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui inovasi pembelajaran”
Dalam diri manusia terdapat kelebihan dan kekurangan. Kelebihan yang dimiliki oleh manusia bisa digunakan untuk melakukan aktifitas dan meningkatkan aktualisasi diri atau pengembangan diri. Sebaliknya, kekurangan yang dimiliki oleh manusia bisa dijadikan sebagai proses belajar untuk menghadapi kesulitan, tantangan, dan berusaha untuk mencari solusi yang terbaik dari setiap masalah yang dihadapi. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. Allah swt menganugerahkan kelebihan dan kekurangan pada setiap manusia tentunya memiliki tujuan yaitu adanya keseimbangan artinya manusia bisa saling bersinergi atas kedua hal tersebut.
Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah, maka hal yang bisa dilakukan adalah melihat potensi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Kelebihan yang kita miliki apakah sepenuhnya sudah kita lakukan untuk menghasilkan sebuah karya, membuat kreativitas, menciptakan media, metode, atau strategi yang bermanfaat untuk orang banyak. Hal itu adalah sebuah renungan bagi kita bahkan bisa menjadi sebuah PR besar bagi kita dalam mewujudkan sebuah karya dalam diri kita. Terlebih lagi apabila kita adalah seorang pendidik (guru). Di sisi lain ada kelemahan yang kita miliki. Sebuah pertanyaan, apakah kita tetap berada di zona aman. Artinya bahwa kita tidak bertindak sesuatu untuk mengatasi kelemahan yang ada pada diri kita. Kita terlena dengan kelemahan sehingga tidak ada tindakan positif untuk merubah kelemahan menjadi sebuah peluang untuk menghasilkan karya.
Guru cermin dari pendidik dituntut untuk kaya akan pengetahuan dan ketrampilan serta memiliki sikap sesuai dengan profesinya. Guru harus profesional dalam menyelesaikan tugas dan berbagai macam persoalan di dalamnya. Kondisi seperti itu, sebagai seorang guru tentunnya harus terus belajar baik dari teman seprofesi, buku, media, orang tua, termasuk peserta didik. Dari pengalaman yang diperolehnya, seorang guru dapat mengembangkan berbagai macam ide dan kreativitas. Selain itu juga akan mengantarkan guru pada mindset berpikir positif kritis. Untuk itulah guru harus mempunyai ruang dan wadah untuk menuangkan ide dan kreativitasnya sehingga guru bisa menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi dunia pendidikan.
Di tangan seorang guru bertumpu jutaan peserta didik dalam menggapai cita-cita dan impiannya. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk bisa berkarya dan menghasikkan sebuah karya. Merekalah yang nantinya akan mengisi pelbagai kursi kepemimpinan suatu bangsa. Di tangan mereka pula perjuangan suatu bangsa akan diteruskan. Guru yang telah memikiki karya, berarti telah menunjukkan kemampuannya dalam bidang tugasnya secara profesional. Dengan karya yang dihasilkan oleh guru dapat bertutur apa yang didengar, dilihat dan dirasakannya. Dengan karyanya seorang guru selalu mengikuti perkembangan zaman, sehingga daripada itu menjadikan guru semakin kaya.
Kreatifitas dan Inovasi Guru
Kaitannya dengan Kreatifitas dan Inovasi Guru, dari keempat kompetensi (kepribadian, pedagogis, profesional, dan sosial) yang dimiliki seorang guru, kompetensi Profesionalisme menjadi hal yang krusial karena guru dituntut untuk mampu berinovasi dan berkarya. Profesionalisme merupakan sebuah kata yang tidak dapat dihindari di era Globalisasi. Dunia pendidikan sekarang ini tengah menghadapi tantang an dalam cepatnya arus Globalisasi. Dunia pendidikan dituntut agar dapat mendorong dan mengupayakan peningkatan kemampuan dasar untuk menjadi individu unggul dan memiliki daya saing yang kuat secara cepat. Guru yang profesional harus mampu melakukan terobosan dan perubahan, terutama perubahan paradigma belajar dan mengajar. Sudah saatnya guru tidak menempatkan anak didik sebagai objek pembelajaran, tetapi harus mengaktifkan mereka untuk berperan dan menjadi bagian dari proses pembelajaran. Guru tidak lagi memosisikan diri lebih tinggi daripada anak didik atau sebagai tokoh sentral, tetapi berperan sebagai fasilitator atau konsultator yang bersifat saling melengkapi. Dalam hal ini, guru dituntut untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran yang efektif, kreatif, dan inovatif secara dinamis dan demokratis.
Dengan beragamnya ide dan tingginya kreatuvitas yang dimiliki guru hal itu bisa dijadikan sebagai motivasi bagi dirinya untuk menghasilkan karya melalui goresan pena, menulis buku, menciptakan sebuah inovasi pembelajaran, bahkan bisa melakukan pembuktian sebuah teori melalui eksperimen. Ketika seorang guru berhasil membuat karya dan kreativitas maka pengalaman dan ketrampilan dari pengetahuanya itu bisa di share untuk meningkatkan mutu tenaga pendidik.
Sebuah karya yang dihasilkan oleh seorang guru bisa dilakukan dengan memulai untuk menuangkan permasalahan yang dihadapinya selama bekerja, baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kemudian, dari permasalahan yang ditemukan, selanjutnya guru bisa mulai menuliskan tahapan-tahapan yang harus dilakukan dengan cara menulis setiap perkembangan atas permasalahan tersebut yang dituangkan dalam cataan singkat. Setelah itu, seorang guru bisa memulai tahapan selanjutnya yaitu menuangkan dalam bentuk puisi, PTK, cerpen, opini, dan dan boleh pula karya tulis non penelitian seperti membuat makalah, artikel, buku bahan ajar, diktat (modul), karya terjemahan, dan buku pedoman guru.
Kemauan yang Kuat
Keterbatasan guru dalam membaca menjadi faktor utama terhadap minimnya guru berkarya melalui tulisan. Hal itu disebabkan karena guru terjebak dalam sebuah rutinitas dalam pemenuhan administrasi mengajar yang menumpuk setiap harinya. Akibatnya, guru mersakan kelelahan selepas aktivitas mengajar. Ketika sampai dirumah, hanya istrihat dan berkumpul dengan keluarga. Namun, ada juga guru yang masih tetap memiliki kemauan dan aktivitas yang tinggi untuk meluangkan waktunya untuk menulis.
Kunci kesuksesan bagi guru yang ingin berhasil dalam menulis dan berkarya dengan inovasinya adalah adanya kemauan yang tinggi. Ketika guru sudah memiliki kemauan yang tinggi, maka ia akan berusaha sekuat tenaga untuk belajar baik dari pengalaman orang lain, membaca berbagai sumber, bahkan bisa sharing dengan orang yang dianggap ahli dalam bidangnya. Hal itu bisa menjadi langkah bagi guru untuk mengatasi keterbatasannya.
Munculnya dilematis dari seorang guru menjadi persoalan baru. Setelah adanya kemauan yang kuat dalam dirinya untuk menulis, akan tetapi di sisi lain merasa kebingungan untuk menuliskan kalimat yang pertama yang akan dituangkan dalam tulisannya. Hal mendasar yang harus dilakukan adalah dengan selalu mencoba, mencoba, dan mencobanya lagi. Kesuksesan bisa berawal dari kegagalan saat mencoba. Oleh karena itu, teruslah menulis karena pada akhirnya kita akan menemukan jati diri sebagai penulis. Sebagai guru harus tetap berkarya dan berinovasi. Karya-karya yang ia tulis akan selalu dikenang dan tetap hidup sepanjang masa.
*Husnul Abid, adalah Guru Mapel Bahasa Arab pada MTs Negeri Gresik